Thursday, November 22, 2012

PSIKOLOGIS HAID


Gangguan Psikologis Selama Mentruasi dan Upaya Mengatasinya

A.    PENGERTIAN
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.

B.     GANGGUAN MENSTRUASI
Gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita diantaranya yaitu :
·         Disminore
Disminore adalah nyeri pada waktu haid terasa di perut bagian bawah atau didaerah bujur sangkar michaelis, nyeri terasa sebelum, selama dan sesudah haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus. Disminore jaga bisa artikan sebagai nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut disminore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasar. Nyeri pada disminore primer diduga bersal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. 
·         Amenorea
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti pada masa menstruasi teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur atau uterus, beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat-obatan, serta pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
C.    GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI
Secara nornal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 1 – 16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konsitusi fisik individual, juga dipengaruhi faktor ras, suku bangsa, iklim, cara hidup. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya rangsangan – rangsangan kuat dari luar umpamanya saja berupa film-film sex, buku bacaan atau majalah yang bergambar sex, godaan, dan rangsangan dari kaum adam (pria). Pengamatan secara langsung tentang perbuatan koitus atau sexsual, dapat mengabitkan memucanya atau semakin panasnya reaksi sexsual, akan tetapi dapat mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat dari sewajarnya. Namun semakin muda usia si gadis, semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan semakin terasa “kejam mengancam”. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan atau sebagai reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak.
Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan-gangguan baik dari segi fisik maupun dasi segi psikologis. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan tergangguanya aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. Gangguan-gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu :
·         kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi.
·         Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi. Wanita akan merasa kebebasannya terbatas akibat datangnya menstruasi ini misalnya saja wanita akan terbatas dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari contohnya ia tidak dapat melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya.
·         Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormone-hormon serata karena pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.
·         Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat terutama pada makan yang manis
·         Merasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia.

D.    CARA MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI
Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitus ebagai berikut:
·           Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur.
·           Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
·           Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
·           Memberikan support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.

E.        
Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Kejadian tersebut akan berlangsung tiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan pada umumnya.
Usia normal perempuan mendapatkan haid untuk pertama kalinya (menarche) adalah 12 atau 13 tahun., tetapi ada juga sebagian perempuan yang mengalami haid lebih awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat yaitu diatas 18 tahun. Menstruasi ini akan berhenti pada usia sekitar 40-50 tahun. Siklus normal terjadi setiap 21-35 hari sekali dengan lama 4-7 hari, jumlah darah haid normal sekitar 30-40 ml. Menurut hitungan para hitungan para ahli perempuan akan mengalami 566 kali haid selama hidupnya.
Sebagian perempuan mengalami haid yang tidak normal. Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur mislanya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid pertama kali.
Gangguan dan kelainan menstruasi ada beberapa macam, yaitu :
NYERI HAID (DISMENORRHOE)
Pada saat menstruasi perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat nyeri bervariasi, tergantung dari ambang batas sakit perempuan tersebut masing-masing. Rasa nyeri yang berlebihan disebut dismenorrhoe.
Nyeri haid ada 2 macam:
  • Primer, timbul dari haid pertama dan akan hilang sendiri dengan berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh kestabilan hormon dalam tubuh atau posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Gejala ini tidak membahayakan. Gejala ini bisa timbul berlebihan karena dipengaruhi faktor psikis dan fisik (ketahanan tubuh)
  • Sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan menetap, seperti infeksi rahim, kista, tumor atau kelainan kedudukan rahim.
SINDROM PRAMENSTRUASI (Pre Menstrual Syndrome/Pre Menstrual Tension/PMT)
Adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi.
Penyebab
  • Tidak seimbang antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi progesteron
  • Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel
  • Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial
  • PMT lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek siklus hormon ovarium yang normal
Kunjungan pasien ke klinik
a. Gejala pramenstrual fisiologis
  • Hanya terjadi pada fase luteal
  • Hilang total saat menstruasi
  • Tidak berat dan tidak mengganggu fungsi normal
b. Sindrom pramenstruasi
  • Hanya pada fase luteal siklus menstruasi
  • Hilang total saat menstruasi
  • Gejala berat menimbulkan efek besar pada fungsi normal dan hubungan  antar pribadi
c. Eksaserbasi penyakit medis pada premenstruasi
d. Eksaserbasi penyakit psikologis pada pramenstruasi
e. PMT yang sudah ada dan penyakit psikologis yang mendasari
  • Sulit dibedakan
  • Gejala mereda pada menstruasi tetapi hanya sampai ke tingkat penyakit yang mendasari
f. Penyakit psikologis nonsiklis
  • Gejala mirip PMT, tetapi tidak mereda sampai akhir menstruasi
  • Perlu diagnosis alternatif, antara lain gangguan kepribadian, depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain.
Gejala
  • Gejala psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
  • Rasa malas dan mudah lelah
  • Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
  • Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
  • Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis
Faktor yang meningkatkan resiko PMT
  • Wanita yang pernah melahirkan
  • Status perkawinan
  • Usia
  • Stress
  • Diet
  • Kekurangan zat gizi
Tipe dan gejala PMT, menurut Dr. Guy E. Abraham
  1. PMT tipe A (anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif dan rasa tegang
  2. PMT tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara, peningkatan BB
  3. PMT tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat
  4. PMT tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa
Waktu
  • Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi
  • Adapula gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau sejak ovulasi langsung melalui fase luteal sampai akhir menstruasi
Dampak
  • Psikososial (berkurang kinerja, masalah perkawinan, bunuh diri, pembunuhan, pemukulan anak)
  • Kelainan medis(masalah perilaku, migrain, epilepsi, asma)
Kriteria diagnosis
  • Terjadi pada fase luteal
  • Menimbulkan dampak besar pada fungsi normal
  • Menghilang pada akhir menstruasi
Pengobatan
Tujuan
  • Memperbaiki anomali neuroendokrin
  • Menekan pemicu di ovarium
Hal-hal yang perlu dilakukan saat mengalami PMT
  • Mengurangi makanan bergaram, berupa tepung, gula, kafein dan coklat
  • Meningkatkan makanan tinggi kalsium dan vitamin C seminggu sebelum menstruasi
  • Konsumsi makanan berserat dan banyak minum air putih
  • Jika darah yang kelauar banyak, memperbanyak makanan yang emngandung zat besi
Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi sakit/kram perut saat menstruasi
  • Kompres dengan botol panas pada bagian yang terasa sakit
  • Mandi air hangat, sebagai aroma terapi menenangkan diri
  • Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
  • Menggosok perut atau pinggang yang sakit
  • Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah dan relaksasi
  • Tarik nafas dalam-dalam untuk relaksasi
  • Minum analgetik/obat-obatan yang dinajurkan petugas kesehatan
Pertimbangan pada terapi
  • Usia pasien dan keinginan untuk hamil dalam waktu dekat atau lama (apakah mememrlukan kontrasepsi, pendekatan yang bersifat kontraseptif ataukah dapat dilakukan histerektomi?)
  • Beratnya gejala (apakah memerlukan tindakan invasif?)
  • Wanita mungkin hanya menerima metode non hormon, psikotropik, bedah
  • Sifat gejala
  1. SSRI (selevtive serotonin re-uptake inhibitor), efektif untuk gejala psikologis juga somatik
  2. Gejala payudara (evening primrose oil, danazol fase luteal, bromokriptin)
  3. Nyeri (anti inflamasi non steroid)
  4. Gejala somatik terutama kembung berespon terhadap spironolakton
Pendekatan terapi
Terapi non hormon
  • Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat, tidak ditunjang oleh percobaan
  • Pemberian B6
  • Evening primrose oil (untuk gejala pada payudara)
  • Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat
  • Terapi alternatif (olahraga dan relaksasi)
  • Psikoterapi
  • Obat psikotropik
  • Diuretik (spironolakton)
  • Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen)
Terapi hormon
  • Progesteron/progestogen
  • Estrogen
  • Danazol
  • Analog agonis GnRH
  • Bromokriptin
  • Pil kontrasepsi oral
Pendekatan bedah
  • Histerektomi
  • Ooforektomi
AMENORRHOE
Yaitu tidak mendapatkan haid sama sekali
Penyebab
  • Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan operasi
  • Menstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid/hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormon
  • Amenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi tubuh secara umum, stress psikologis.
DARAH HAID YANG BANYAK
Ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi penyakit kelamin, komplikasi pada kehamilan, penyakit kronis, trauma, konsumsi obat-obatan tertentu, adanya gangguan hormon atau kanker.
Tindakan-tindakan yang dilakukan
  • Pemeriksaan fisik terhadap kelenjar tiroid, hati dan vagina
  • Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah, tes kehamilan, fungsi tiroid dan fungsi hati atau pemeriksaan hormonal
Pengobatan
  • Pemberian suplementasi zat besi dan antiprostaglandin selama haid
  • Pemberian asam folat
  • Pemberian anti koagulan (pembekuan darah) untuk mengatasi terjadinya anemia karena pengeluaran darah yang berlebihan.

Sunday, December 12, 2010

APN

58 LANGKAH APN


Tanda Gejala Kala II
1.Dor-Ran (Ada Dorongan Meneran)
Tek-Nus (Tekanan Anus)
Per-Jol (Perinium Menonjol)
Vul-Ka (Vulva Membuka)

Siap Alat Siapkan Diri
2.Siap alat (Masukan spuit kedalam bak instrumen/partus set, dan patahkan ampul
oksitosin)
Siapakan Diri
3.Clemek (Pakai APD/Barier Protektif)
4.Cuci (Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun & air mengalir ‘7 langkah’)
5.Sarung (Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg
akan digunakan untuk pemeriksaan dalam)
6.Oksi (Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan,
isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah
partus set/bak instrument)

Pastikan Pembukaan Lengkap
7.Bersih (Membersihkan labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia
minora kiri, labia minora kanan, dari festibulum sampai ke
perineum)
8.PD (“DP2P3M” yaitu dinding vagina tidak ada kelainan, porsio tidak
teraba, pembukaan lengkap, ketuban positif, presentasi
Kepala/Bokong, posisi Ubun2 kecil di depan/posisi sakrum
didepan, penurunan Hodge III+, molase tidak ada)
9.Celup (Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%)
10.DJJ (Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus
Selesai, pastikan DJJ dalam batas normal 120 – 160 x/menit)

Siap Ibu dan Keluarga
11.Beritahu Ibu Bapak

Bimbinglah Ibu Untuk Meneran (2, 3, 1 langkah)
12.2 langkah (Apabila ada his ibu meneran, berikan pujian)
13.3 langkah (Apabila tidak ada his ibu relaksasi, berikan nutrisi dan
dengarkan DJJ)
14.1 langkah (Mobilisasi)


Siap-Siap Untuk Menolong
15.Handuk (Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
atas perut ibu)
16.Bokong (Meletakan underpad dibawah bokong ibu)
17.Buka (Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan)
18.Sarung (Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan)

Tolong Kepala Bahu Badan (3, 1, 2 langkah)
3 langkah
19.Lindungi kepala
20.Cek lilitan tali pusat
21.Tunggu putaran paksi luar
1 langkah
22.Biparietal
2 langkah
23.Sanggah
24.Susur

Penanganan Bayi Baru Lahir (2, 3, 2, 2 langkah)
2 langkah
25. Nilai (Apakah bayi menangis kuat, dapat bergerak aktif dan bernafas tanpa kesulitan serta warna kulit merah)
26. Keringkan dan ganti (Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu)
3 langkah
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
2 langkah
30. klem-klem (Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama)
31. Potong, ikat (Dengan satu tangan, Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut kemudian Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya)
2 langkah
32. IMD
33. Memberikan selimut dan topi pada bayi
Manajemen Aktif Kala III (Ini Materi Utama)
Oksi, PTT, Plasenta dan Masase (3, 3, 2 langkah)
3 langkah
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Atur posisi
36. PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali)
Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti semburan darah tiba-
tiba, tali pusat memanjang, dan fundus membulat/globular )
3 langkah
37. Lahirkan plasenta (minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir ‘tetap lakukan tekanan dorso-kranial’)
38. Sanggah Putar
39. Masase ( Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras))

Pendarahan Segera Periksa
2 langkah
40. Plasenta (Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia)
41. Robekan

Paska Tindakan 17 (5 Eval, Bersih, Aman, Parto)
42. Keadaan umum ibu baik
43. Perlekatan, bayi masih dalam proses IMD.
Pernafasan bati baik
44. Kontraksi uterus baik
45. Kandung kemih kosong
46. Pendarahan < 100 cc
47. Dekontaminasi sampah
48. Dekontaminasi ibu
49. Dekontaminasi tempat tidur
50. Dekontaminasi alat-alat
51. Dekontaminasi APD
52. Cuci tangan dengan air mengalir dan berikan selamat kepada ibu
53. Setelah 1 jam berikan suntikan Vit K dosis 1mg/0,5 cc dan Salep mata
54. Ibu di observasi tiap 15 menit
55. 1 jam kemudian berikan Hepatitis B0
56. Observasi setiap 30 menit pada jam ke-2
57. Cuci tangan dengan air mengalir, dengan 7 langkah
58. Buat dokumentasi (partograf)

By :
Free Blog Templates